Mendengar
istilah lansia, yang terbayang tentu sosok renta yang lemah dan harus
banyak istirahat agar tidak sakit-sakitan. Padahal menurut penelitian,
lansia sehat justru lebih aktif dan terpuaskan khususnya dalam kehidupan
seksual.
Kecenderungan ini berlaku untuk semua jenis kelamin, namun menurut penelitian para ahli di University of California,
pada lansia perempuan lebih menonjol. Makin terpuaskan dengan kehidupan
seksualnya di usia senja, para lansia tersebut jadi makin kebal
terhadap efek penuaan.
Kekebalan
terhadap efek penuaan ditandai dengan rendahnya jumlah lansia yang
terjangkit penyakit-penyakit degeneratif akibat penurunan fungsi organ.
Contohnya rematik, sakit jantung, darah tinggi, asam urat, diabetes
serta kolesterol tinggi.
Sementara
pada lansia yang sudah sakit-sakitan, kualitas hidup yang diukur
berdasarkan kepuasan seksual tampak lebih rendah. Sakit membuat para
lansia susah menikmati kehidupan seksnya, demikian juga sebaliknya
ketika tidak terpuaskan secara seksual maka kondisi kesehatannya
menurun.
“Level
aktivitas seksnya bervariasi tergantung kemampuan dan usia lansia yang
bersangkutan, namun hubungan antara kepuasan seks dan kualitas hidup
teramati sangat positif,” ungkap Prof Wesley Thompson yang memimpin
penelitian tersebut seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (28/8/2011).
Bersama
timnya, Prof Thompson membuktikan hal itu dengan melakukan pengamatan
terhadap 1.235 lansia perempuan berusia antara 60-89 tahun. Dari jumlah
tersebut, 70 persen dari usia 60-69, 57 persen dari usia 70-79 tahun dan
31 persen dari usia 80-89 tahun masih aktif berhubungan seks dalam 6
bulan terakhir.
Di
awal pengamatan, Prof Thompson dan rekan-rekannya mengira para lansia
di atas usia 60 tahun sudah tidak terlalu memikirkan kepuasan seks
sehingga tidak akan bisa diamati hubungannya dengan kondisi kesehatan
secara umum. Namun ternyata, para lasia makin tua dan makin terpuaskan
justru semakin sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar